Misteri Dunia

Rating & Review Kereta Misteri

34 Review tentang Kereta Misteri

Awalnya ngira ini kereta hantu nanti ditakutin, ternyata bukan. Cukup unik karna jalurnya mundur, seru banget pokoknya. jangan lupa lepas topi dan kacamata ya.

dari awal masuk udah mikir bakalan ditakutin gitu, ternyata wahana nya lebih ekstrem

astaga sangat seram saya bs bs die

petugasnya membuat takut omg dat shi makss me wanna tgjrouw up jd g lagi soalanya trauma berat

Dikira Ditakutin hantu

EH BUSET ROLLER COASTER DALAM KEGELAPAN. KONSEPNYA OUT OF THE BOX

Ini wahananya seru banget, roller coasternya cepet banget pokoknya seru banget dehh walau ngantri nya panjang tapi wahananya worth it banget !!

Dedy sempat mempercayai keberadaan kota tersebut ketika terjadi kegemparan akibat berita tentang pemesanan sejumlah alat berat dari Jakarta pada saat itu. Pemesannya mengaku pengusaha asal Saranjana, yang langsung membayar uang tunai, yang nilainya sesuai dengan jumlah alat berat yang dipesan, seperti backhoe (ekskavator) dan buldoser. Pengiriman barang dilakukan pada akhir 1980-an.

“Itu gempar beritanya. Udah dibayar cash. Barang dikirim semua ke sana. Begitu sampai, Bupati Kotabaru bingung siapa dan di mana pemesannya. Cuma disebut dari Saranjana,” ujar Dedy.

Hal yang sama diungkapkan oleh Gusti Gina, kreator konten asal Banjarbaru, dalam channel YouTube RJL5-Fajar Aditya pada 31 Januari 2023. Menurut Gina, di Kalimantan Selatan terdapat dua kota dan 11 kabupaten. Saranjana terletak di Kabupaten Kotabaru. Ibu kota kabupaten ini berada di Pulau Laut Kelautan, yang dihuni penduduk dari berbagai etnis, seperti Dayak, Banjar, Bugis, dan Mandar. "Jadi kebanyakan penduduk meyakini bahwa di pulau ini ada dua dimensi, sama Kota Saranjana tadi,” katanya.

Lantas Gina menceritakan kejadian horor yang dialaminya ketika datang ke Kotabaru sebagai duta pariwisata Nanang Galuh Banjar (putra-putri Banjar) dalam Festival Budaya Saijaaan pada 2016. Jarak tempuh dari Banjarbaru ke Kotabaru adalah 9 jam melalui jalur darat dan 1 jam menyeberang ke Pulau Laut. Semua duta wisata dari seluruh kabupaten dan kota se-Kalimantan Selatan datang saat itu.

Gadis ini awalnya skeptis soal keberadaan kota gaib Saranjana. Dia menganggap kota mistis itu sebagai urban legend atau cerita rakyat belaka. Bahkan dia dan teman-temannya sempat menertawakan temannya yang asli Kotabaru saat menceritakan Saranjana. Tapi, setelah dua hari menginap di sebuah hotel Pulau Laut Kelautan, pandangan skeptisnya berubah.

Dia dan kawan-kawannya sempat diajak orang lokal mengunjungi air terjun di sebuah hutan. Setelah malam tiba, mereka pulang ke hotel. Tiba-tiba di kamar hotel Gina melihat sesosok perempuan berbaju hitam dengan terusan rok putih. “Bentuknya solid, kayak benar-benar manusia. Bukan transparan atau sekelebat. Emang cewek,” kenangnya.

Gina kabur menuju kamar teman-temannya dan terus diikuti sosok perempuan berbaju hitam dan rok putih. Gina yang ketakutan membaca doa dan pingsan. Keesokan harinya, teman-temannya cerita bahwa sebenarnya mereka tengah menonton televisi bersama. Tiba-tiba mereka melihat Gina tidur ketakutan, lalu sebentar menangis dan tertawa. Hal itu terjadi mulai dari pukul 24.00 hingga azan Subuh berkumandang.

“Aku kemarin halu-kah? Beneran-kah? Tapi riil, memang kenyataan. Nggak pernah sampai aku nggak kontrol diri aku. Itu pertama kali. Makanya aku bingung fenomena apa yang terjadi di tubuh aku,” imbuh Gina.

Sementara itu, sejarawan Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur, dalam Historical Studies Journal berjudul ‘Saranjana in Historical Record: The City's Invisibility in Pulau Laut, South Kalimantan’ (2018) menceritakan, versi pertama keberadaan Saranjana letaknya di Kotabaru. Versi kedua, Saranjana terletak di Teluk Tamiang, Pulau Laut Kelautan.

19 Views PremiumDec 18, 2021

Anaconda yang berasal dari Amerika Selatan ini memiliki habitat alaminya di wilayah timur pegunungan Andes, mencakup negara-negara seperti Brasil, Kolombia, Venezuela, Ekuador, dan Bolivia. Meskipun daerah tersebut menjadi rumah utama bagi ular ini, anaconda juga dapat dijumpai di lokasi lain.

Sebagai boa air, anaconda cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya di perairan yang mengalir di seluruh Amerika Selatan, terutama di hutan hujan tropis dan sekitar perairan seperti sungai. Saat tidak berada di dalam air, mereka sering bersembunyi di antara tumbuhan tinggi, memanfaatkan lingkungan untuk menyergap mangsa dan menghindari predator.

Secara menarik, anaconda hijau, sebagai salah satu varietas anaconda, telah menyebar hingga ke Amerika Serikat, terutama di Florida Everglades. Prisitanya di sana menunjukkan bahwa anaconda hijau termasuk dalam banyak spesies invasif yang berhasil beradaptasi di lingkungan baru di luar habitat aslinya. Hal ini menyoroti dampak kompleks dari interaksi antara manusia dan satwa liar, termasuk penyebaran spesies invasif ke dalam ekosistem baru.

1. Tasik Guatavita Tasik Guatavita adalah tempat dimana manusia purba dari Colombia (Amerika Selatan) dulu pernah menyelimuti dirinya sendiri dengan debu emas, lalu mengayuh ke tengah tasik dan menyebarkan emas dan berlian ke dalam tasik sebagai korban kepada berhala mereka.

Tasik Guatavita sempat menimbulkan kekacauan di Amerika Utara ketika itu yang juga ikut membangun terhadap mitos El Dorado (Kota Emas). Percubaan pertama untuk mengambil emasnya dilakukan oleh Hernan Perez de Quesada pada tahun 1545.

2. Harta Karun Kapten Kidd Kapten Kidd adalah seorang kapten kapal bajak laut yang ditahan oleh Kerajaan Inggeris kerana rampasan dan pembunuhan, dan akhirnya digantung.

Takut digantung, Kapten Kidd akhirnya menanam harta karunnya dan meminta para eksekusionernya untuk memburu harta karun tersebut dan mengambilnya. Para eksekusioner tersebut sempat mendapat harta itu, tetapi Kapten Kidd tetap digantung dan dimasukkan ke dalam aspal, lalu digantung di atas Sungai Thames ketika Kerajaan Kerajaan Inggeris memberikan gaji yang lebih besar kepada eksekusioner Kapten Kidd.

Harta karun itu kini berada di sebuah lokasi yang tidak diketahui, dengan sebuah peta ini yang menjadi petunjuknya:

3. Emas Montezuma Zaman dahulu, para Aztec bermaharajalela di Mexico. Mereka membina kerajaan-kerajaan yang megah, dipenuhi dengan kekayaan dan kemakmuran. Hingga akhirnya para peneroka Sepanyol datang. Kerana keunikan warna kulit para orang Sepanyol ini, orang Aztec yang tidak tahu apa-apa menyembahnya.

Namun, kerana ketamakan dari para orang Sepanyol, mereka mengambil alih istana Aztec, membunuh para raja-raja mereka termasuk Montezuma, seorang raja Aztec yang terkenal. Mereka juga melelehkan patung-patung emas milik Montezuma yang tersebar di Tenochtitlan, ibukota Aztec ketika itu.

Hingga akhirnya, masyarakat Aztec merasa mereka telah dibohongi dan memburu para orang Sepanyol keluar dari Tenochtitlan. Malangnya, kerana mereka masih terus saja rakus, para peneroka Sepanyol tersebut terus cuba membawa emas yang berjaya mereka lelehkan. Malangnya, emas yang mereka cuba bawa terlalu berat, dan Tenochtitlan dikelilingi rawa. Para orang Sepanyol tersebut akhirnya terjebak dan tidak boleh keluar. Beberapa cuba, namun mati bersama emasnya di rawa yang mengelilingi Tenochtitlan.

4. Telaga Oak Island Oak Island, sebuah pulau kecil di Nova Scotia, Kanada, adalah sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Suatu hari di tahun 1775, seorang penebang kayu Daniel McGinnis sedang berjalan di pulau tersebut untuk mencari kayu ketika ia menemukan sebuah sumur.

Sumur tersebut amat dalam, dan ia begitu yakin bahwa ada harta karun di dalamnya — logika menyatakan bahwa tidak ada orang yang tinggal disitu, untuk apa membangun sumur?

Beberapa abad kemudian, pencari harta karun mulai mencari di sumur itu, dan hingga saat ini, masih belum dapat dipastikan apakah ada emas didalamnya — atau bahkan kedalaman sumur tersebut. Sumur Oak Island tetap menjadi misteri.

5. Harta Karun NAZI Ketika perang dunia II, NAZI mempunyai sebuah rencana rahsia yang amat picik, iaitu cuba menghancurkan ekonomi Amerika dan Inggeris dengan cara membanjiri kedua-dua negara tersebut dengan mata wang palsu yang tidak berharga. Sebahagian dari rancangan ini termasuk … menghujani bandar-bandar Amerika dan Inggeris dengan wang palsu. Modal yang digunakan untuk operasi ini adalah karya-karya seni mahal dan emas rampasan dari negara Eropah lain.

Operasinya disebut Operasi Bernhard. Namun, operasi ini terpaksa gagal ketika Amerika mematikan NAZI pada 1945. Tidak mahu kehilangan modal mereka, para NAZI terpaksa membawa karya-karya seni dan emas mereka, membungkusnya ke dalam plastik dan peti besi, lalu menceburkannya ke dalam tasik Toplitz.

Tasik Toplitz ini begitu tinggi di atas pergunungan dan begitu dalam, hingga beberapa meter di bawah permukaannya, sudah tidak ada oksigen. Para pemburu harta karun juga harus melewati satu lagi: Austria. Austria adalah negara yang begitu sensitif terhadap kata “NAZI” hingga sesiapa yang mengucapkannya secara literal masuk penjara.

Mereka juga harus melawan debu bawah air, pokok-pokok tumbang yang tenggelam ke dalam tasik, dan kapal mereka terus menerus diterpa badai salju, yang menyebabkan rosaknya peralatan navigasi mereka.